Sunday, November 8, 2009

Ibu...Ibu...Ibu...

“Ummi yaa ruuhi wa hayati …ya bahjata nafsi wamunati unsi filhadhiri wal ati “ masih ingat penggalan lagu tsbt? Dibawakan oleh Haddad Alwi dan Sulis. Masih banyak lagi lagu-lagu lain yang mengagungkan ke keramatan Ibu, bahkan Sang Raja dangdut Rhoma Irama secara khusus menulis lagu Keramat “Doa Ibumu dikabulkan Tuhan, dan kutukannya jadi kenyataan…Ridha ilahi karena ridhanya, murka ilahi karena murkanyanya...jika kau sayang pada kekasih lebih sayanglah pada ibumu, bila kau patuh pada rajamu lebih patuhlah pada ibumu". Memang kalau dibandingkan pengorbanan ibu saat dari melahirkan kita hingga mengasuh dan membimbing kita sehingga kita menjadi manusia yang memiliki budi pekerti baik dan dapat membedakan antara yang baik dan buruk, antara yang mulia dan yang hina, yang pantas atau yang tidak pantas dan yang beradab atau yang jahil, kata-kata mutiara tersebut belum seberapa sehingga Allah menempatkan ibu pada tempat yang sangat tinggi, “Ridhallahi fi ridhalwalidain wasuhthallahi fi suhthalwalidain” (Ridha ilahi karena ridhanya, murka ilahi karena murkanyanya). Jika ada anak manusia yang masih menyianyiakan ibunya, manusia tersebut tidak pantas mengaku pernah terlahir dari rahim seorang ibu. Yaa Allah lindungilah ibuku sayangilah dia sebagaimana dia menyayangiku diwaktu kecil.

Wednesday, June 24, 2009

Apa ada yang lebih berharga?

Kau begitu santun, rendah hati, lembut dan berbakti... Apakah masih ada yang lebih berharga dari hal-hal tadi?... Rasanya tidak... Buat apa wajah yang cantik, badan yang bagus kalau hanya menghiasi sisi luar saja... malahan hanya bisa mengundang syahwat belaka... Kita sering mendengar umpatan "dasar sifatnya kayak setan"... sepertinya kita tidak pernah mendengar umpatan "dasar wajah/tubuhnya kayak setan"... Itu berarti kita sering kesal dengan seseorang karena sifat dan kelakuan seseorang bukan dengan wajah atau tubuhnya yang jelek...
Wallahu a'lam bishowab

Sunday, June 21, 2009

Sebuah awal yang tak berakhir

"Awalnya aku hanya menganggapnya biasa-biasa saja, namun mengapa saat ini justru aku menganggapnya luar biasa....mungkin karena keangkuhanku atau karena aku terlalu menganggap persahabatan itu lebih penting ketimbang merebutkan sebuah cinta....Aku tahu betapa saat itu dia sangat berharap....namun aku tidak menghiraukannya...mengacuhkannya...
Maafkan jika hal itu membuat sebuah cerita yang takkan pernah berakhir....bahkan mungkin belum dimulai....."